Transisi energi dan pembangunan berkelanjutan adalah dua konsep yang semakin penting dalam dalam kegiatan produksi. Saat ini, sebagian besar energi yang digunakan dalam kegiatan produksi masih bertumpu pada energi fosil, dan meningkatnya efek rumah kaca dan pemanasan global merupakan dampak langsung dari kegiatan ini. Kenyataan ini membuat isu transisi energi telah menarik perhatian masyarakat global untuk mendesain ulang kebijakan energinya terutama karena berkaitan dengan upaya dunia untuk menyelamatkan bumi di masa depan dan menjaga keberlangsungan ekosistem makhluk hidup. Terlebih setelah adanya Presidensi G-20 Indonesia yang memasukkan transisi energi sebagai upaya menuju pembangunan berkelanjutan ke dalam salah satu topik pembahasan prioritas di acara tersebut. Pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 Bali 2022 tersebut, isu transisi energi menjadi salah satu isu prioritas yang menghasilkan kesepatakan antara lain mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060, dan mencapai SDG’s 7 yaitu mencapai stabilitas, transparansi, dan keterjangkauan energi bagi seluruh masyarakat.  Transisi energi menuju pembangunan berkelanjutan merupakan pendorong yang signifikan untuk mencapai netralitas karbon dan mengurangi dampak lebih lanjut dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia melalui dekarbonisasi sektor energi.